Jumat, Mei 08, 2009

MUHASABAH / RENUNGAN

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.....
.
Saudaraku, mungkin hal ini perlu kita renungkan dan kita bagi untuksaudara kita yang lain..
.
SEMENIT SAJA
.
Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa kemasjid untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan!
.
Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun betapasingkatnya kalau kita melihat film.
.
Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan) namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.
.
Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.
.
Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur'an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.
.
Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saff paling belakang ketika berada di Masjid.
.
Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.
.
Betapa sulitnya untuk menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu, namun betapa mudahnya menyediakan waktu untuk event yang menyenangkan.
.
Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam Al-Qur'an, namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.
.
Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al-Quran.
.
Betapa Takutnya kita apabila dipanggil oleh Boss dan cepat-cepat menghadapnya namun betapa kita berani dan lamanya untuk menghadap Allah saat kumandang azan menggema.
.
Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir, atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa.
.
Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api, namun kalau ada mail yang isinya tentang Allah betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan mensharingkannya....
.
ANDA TERTAWA ...? atau ANDA BERPIKIR-PIKIR. ..?
.
Sebar luaskanlah rebungan ini & bersyukurlah kepada ALLAH, YANG MAHA BAIK, MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG.
.
Renungkanlah pesan - pesan ini dan mari kita berhijrah ke arah kemengangan.... karena janji Allah akan datang hanya jika kita benar - benar telah bertaqwa dan menyerahkan diri kepadaNya.....
.
Saudaraku... Mudah - Mudahan Barokah, Rahmat dan Ridho Allah senantiasa dilimpahkan untukmu...

Kamis, Mei 07, 2009

Kisah Sahabat Rasulullah : Mus'ab Bin Umair

Para ahli sejarah melukiskan semangat kepemudaan Mus’ab bin Umair dengan kalimat, “Seorang warga kota Makkah yang mempunyai nama paling harum.” Mungkinkah kiranya anak muda yang serba kecukupan, biasa hidup mewah dan dimanja, menjadi buah bibir gadis-gadis Makkah dan menjadi bintang di tempat-tempat pertemuan, akan meningkat sedemikian rupa hingga menjadi buah cerita tentang keimanan, menjadi teladan akan semangat kepahlawanannya?
Suatu saat Mus’ab dipilih Rasulullah SAW untuk mengajarkan agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan bai’at kepada Rasulullah di bukit ‘Aqobah yang tidak lebih dari dua belas orang. Mengajak orang lain untuk menganut agama Allah, serta mempersiapkan kota Madinah uintuk menyambut hijrahnya Rasullullah SAW. Mus’ab memikul amanah itu dengan bekal karunia Allah kepadanya, berupa pikiran yang cerdas dan budi yang luhur. Dengan sifat zuhud, kejujuran, dan kesungguhan hati, ia berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam. Tidak sampai beberapa bulan, meningkatlah orang yang sama-sama memenuhi panggilan Allah dan Rasul-Nya.
Pada musim haji berikutnya dari perjanjian ‘Aqobah, kaum mulimin Madinah mengirim utusan yang mewakili mereka menemui nabi. Dan utusan itu dipimpin oleh duta yang dikirim nabi kepada mereka, yaitu Mus’ab bin Umair. Di Madinah, Ia tinggal di rumah As’ad, ia pergi mengunjungi kabilah-kabilah, rumah-rumah dan tempat-tempat pertemuan, untuk membacakan ayat-ayat kitab suci dari Allah dengan cara hati-hati. Suatu hari ketika beliau menyampaikan petuah kepada orang-orang, tiba-tiba disergap Usaid bin Hudhair kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Usaid menodong Mus’ab dengan menyentakkan lembingnya. Bagaikan singa hendak menerkam, Usaid berdiri didepan Mus’ab dan Ibnu Zararah, bentaknya, “Apa maksud kalian datang ke kampung kami ini, apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan segera tempat ini, jika tak ingin segera nyawa kalian melayang!” Tetapi sikap Mus’ab tenang dan mantap laksana ketenangan samudera dalam, laksana terang dan damainya cahaya fajar, terpancarlah ketulusan hati Mus’ab, dan bergeraklah lidahnya mengeluarkan ucapan yang halus, katanya, “Kenapa anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya anda menyukai kami nanti, anda dapat menerimanya. Sebaliknya jika tidak, kami akan menghentikan apa yang tidak anda sukai ini!” Sebenarnya Usaid orang yang berakal dan berpikiran sehat. Kemudian Mus’ab mengajaknya berbicara dan meminta pertimbangan kepada hati nuraninya sendiri, sekedar mau mendengarnya bukan yang lainnya. Jika ia setuju maka ia akan membiarkan Mus’ab, dan jika tidak, maka Mus’ab berjanji akan meninggalkan kampung dan masyarakat mereka untuk mencari tempat dan masyarakat lain, dengan tidak merugikan ataupun dirugikan orang lain. “Sekarang saya insaf”, ujar Usaid, lalu menjatuhkan lembingnya ke tanah dan duduk mendengarkan.
Mus’ab membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan menguraikan dakwah yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW, maka dada Usaid mulai terbuka dan bercahaya, beralun berirama mengikuti naik turunnya suara serta meresapi keindahannya. Dan belum lagi Mus’ab selesai dari uraiannya. Usaid pun berseru kepadanya dan kepada sahabatnya, “Alangkah indah dan benarnya ucapan itu…! dan apakah yang harus dilakukan oleh orang yang hendak masuk agama ini?” maka sebagai jawabannya gemuruhlah suara tahlil, serempak seakan hendak menggoncangkan bumi. Kemudian ujar Mus’ab, “Hendaklah dia mensucikan diri, pakaian dan badannya, serta bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak diibadahi melainkan Allah SWT.” Beberapa lama Usaid meninggalkan mereka, kemudian kembali sambil memeras air dari rambutnya, lalu ia berdiri sambil menyatakan pengakuannya bahwa tiada Tuhan yang haq diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad SAW itu utusan Allah.
Berita itu tersiar cepat. Keislaman Usaid disusul oleh kehadiran Sa’ad bin Mu’adz. Dan setelah mendengar uraian Mus’ab, Sa’ad merasa puas dan masuk Islam pula. Dengan masuknya Islam mereka maka para kabilah dan penduduk setempat berbondong-bondong menyatakan keislamannya setelah kepala kabilah mereka masuk Islam. Mendengar hal itu orang-orang Quraisy tambah geram dengan dendamnya, mereka menyiapkan tenaga untuk melanjutkan tindakan kekerasan terhadap hamba-hamba Allah yang sholih. Terjadilah perang Badar dan kaum Quraisy pun memperoleh pelajaran pahit yang menghabiskan sisa-sisa pikiran mereka, hingga mereka berusaha untuk menebus kekalahan. Kemudian disusul perang Uhud. Pada perang ini Uhud, pasukan panah kurang menaati peraturan Rasulullah, mereka meninggalkan kedudukannya di celah-celah bukit setelah melihat orang-orang musyrik menderita kekalahan dan mengundurkan diri. Peristiwa ini berubah drastis dari kemenangan menuju kekalahan. Dengan tidak diduga pasukan berkuda Quraisy menyerbu kaum muslimin dari puncak bukit, lalu tombak dan pedang pun berdentang membantai kaum muslimin yang tengah kacau balau.
Melihat barisan kaum muslimin porak poranda, musuhpun menujukan serangan kearah Rasulullah dengan maksud membunuh beliau. Mus’ab menyadari suasana gawat ini. Maka diacungkannya bendera setinggi-tingginya dan bagaikan ngauman singa ia bertakbir sekeras-kerasnya, lalu maju ke muka, melompat, mengelak dan berputar lalu menerkam. Dimaksudkan untuk menarik perhatian musuh kepadanya dan melupakan Rasulullah, dengan demikian dirinya pribadi bagaikan membentuk barisan tentara. Sungguh, walaupun seorang diri, tetapi Mus’ab bertempur laksana pasukan tentara besar, sebelah tangannya memegang bendera bagaikan tameng kesaktian, sedang yang sebelah lagi menebaskan pedang dengan matanya yang tajam, tetapi musuh kian bertambah banyak juga, mereka hendak menyeberang dengan menginjak-injak tubuhnya untuk mencapai Rasulullah. Maka gugurlah Mus’ab dan jatuhlah bendera. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada’, dan hal itu dialaminya setelah dengan keberanian luar biasa mengarungi kancah pengorbanan dalam keimanan. Mus’ab berpikir sekiranya ia gugur, tentulah jalan para pembunuh akan terbuka lebar menuju Rasulullah tanpa ada pembela yang akan mempertahankannya. Demi cintanya yang tiada batas kepada Rasulullah dan cemas memikirkan nasibnya nanti, ketika ia akan pergi berlalu, setiap kali pedang jatuh menerbangkan sebelah tangannya, ia menghibur diri dengan ucapan, “Muhammad tiada lain hanyalah seorang Rasul, dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.” Kalimat yang kemudian dikukuhkan sebagai wahyu ini selalu diulang dan dibacanya sampai selesai, hingga akhirnya menjadi ayat Al-Qur’an yang selalu dibaca orang.
Ketika peperangan Uhud telah usai, maka Rasulullah bersama para sahabat datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan kepada para syuhada’. Ketika sampai ditempat terbaringnya jasad Mus’ab, bercucuranlah dengan deras air mata Rasulullah SAW. Betapapun luka pedih dan duka yang dalam menimpa Rasulullah karena gugur pamannya Hamzah dan dirusak tubuhnya oleh orang-orang musyrik demikian rupa, hingga bercucurlah air mata nabi, dan betapapun penuhnya medan laga dengan mayat para sahabat dan kawan-kawannya, yang masing-masing mereka baginya merupakan panji-panji ketulusan, kesucian dan cahaya, betapa jua semua itu, tapi Rasulullah tak melewatkan berhenti sejenak dekat jasad dutanya yang pertama, untuk melepas dan mengeluarkan isi hatinya, Rasulullah berdiri di depan Mus’ab dan membaca ayat Allah, “Diantara orang-orang mukmin terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menempati janjinya dengan Allah.” (Qs. Al-Ahzab : 23) Kemudian memandangi burdah yang digunakan untuk kain tutupnya seraya bersabda, “Ketika di Makkah dulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari padamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut masai, hanya dibalut sehelai burdah. ”Kemudian sambil berpaling ke arah para sahabat yang masih hidup, beliau bersabda, “Hai manusia! Berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam! demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang muslim pun sampai hari kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya.”

Mari Kita Belajar Membaca Al - Qur'an

Marilah kita belajar Al - Qur'an
Jangan malu belajar membaca Al - Qur'an, karena orang yang belajar membaca Al - Qur'an akan mendapatkan pahala yang lebih banyak daripada orang yang sudah mahir membaca Al - Qur'an.

Mari kita menjadi generasi Muslim yang Robbani, Generasi Muslim yang baik yang mendatangkan ridho Allah SWT.

Selasa, Mei 05, 2009

Sepuluh (10) Kepribadian Orang Sukses

Suatu kesuksesan memiliki banyak definisi, tetapi dari bermacam definisi dan tolok ukur itu, satu hal yang dapat disimpulkan bahwa kesuksesan merupakan pencapaian impian melalui sebuah proses terstruktur dan terencana. Contohnya, si A mendefinisikan sukses jika dia mampu mencapai manajer pemasaran di tempat kerjanya. Usaha untuk “memuluskan” kesuksesan tersebut, A memutuskan untuk belajar kembali di institusi pendidikan S2 dan mengikuti beberapa seminar pemasaran. Tentu saja, banyak hal yang perlu dipersiapkan, baik itu material dan sikap pribadinya. Bentuk material berupa dana dan waktu merupakan hal yang pasti harus dipersiapkan, lalu perlu juga ditunjang dengan sikap pribadi dalam menyikapi proses pencapaian kesuksesan itu sendiri.

Merujuk kepada Jennie S. Bev yaitu seorang konsultan, entrepreneur, penulis dan edukator bertempat tinggal di San Francisco Bay Area dan merupakan seorang Indonesia yang “sukses” berkompetisi pada iklim “ketat” Amerika. Beliau mengedepankan 10 unsur kepribadian seorang sukses (baik dari segi keuangan dan prestasi) yang berdasarkan pada komunikasi dan pergaulannya dengan para billionaire dan beberapa pengusaha sukses. Sepuluh sikap itu adalah sebagai berikut:

Satu, keberanian untuk berinisiatif. Kekuatan yang sebenarnya tidak lagi menjadi rahasia atas kesuksesan orang-orang terknenal yaitu mereka selalu punya ide-ide cemerlang! Seorang Donald Trump yang “mendunia” karena superioritasnya di bidang Real Estate awalnya berproses dari status bangkrut dan akhirnya berpredikat Raja Real Estate, adalah contoh dari seorang yang jenius dan berani berinisiatif. Kita tentu mengenal serial TV The Apprentice, kontes Miss Universe, Online University bernama TrumpUniversity.com, bahkan di negara asalnya boneka Donald adalah sebuah icon dan produk laris selain buku-buku bestseller-nya. Dan inisiatif adalah kekayaan semua orang, tinggal orang itu mau atau tidak untuk berinisiatif mengemukakan ide-idenya.

Dua, tepat waktu. Sebuah hal yang pasti untuk semua orang di dunia ini tanpa terkecuali adalah bahwa kita memiliki jumlah waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Seorang yang menepati janji dan tepat waktu menunjukkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki kemampuan mengatur/manage sesuatu yang paling terbatas tersebut. Kemampuan untuk hadir sesuai janji adalah kunci dari semua keberhasilan, terutama keberhasilan berbisnis dan berinteraksi. Memberikan perhatian lebih terhadap waktu merupakan pencerminan dari respek terhadap diri sendiri dan kolega dan mitra kita.

Tiga, senang melayani dan memberi. Sebuah rumus sukses dari banyak orang sukses adalah mampu memimpin, namun sebuah additional attribute dari sikap kepemimpinan adalah kebiasaan melayani dan memberi. The more you give to others, the more respect you get in return. Dan, keikhlasan adalah kunci untuk sifat ini. Kebaikan lain akan terus mengalir tanpa henti saat kita mampu memberi dan melayani dengan ikhlas. Ini mungkin bisa dibilang sebagai bonus saja! Tetapi, setidaknnya dengan memberi dan melayani berarti menunjukkan kepada teman, kolega serta rekan kita betapa suksesnya diri kita sehingga membuat orang lebih yakin bermitra dan bergaul dengan diri kita.

Empat, membuka diri terlebih dahulu. Barangkali kita pernah bertemu orang yang selalu mau tahu tentang hal pribadi orang lain namun dia terus menutup diri agar jati dirinya tidak terbuka. Mereka biasanya hidup dalam ketakutan dan kecurigaan, dan selalu berprasangka buruk kepada siapa saja yang dijumpainya. Sikap ini adalah unsur yang tidak dimiliki banyak orang sukses. Rasa percaya dan kebesaran hati untuk membuka diri terhadap lawan bicara merupakan cermin bahwa kita nyaman dengan diri sendiri, lantas tidak ada yang perlu ditutupi, itulah yang dicari oleh para partner sejati dan sebagian besar dari kita akan setuju bahwa tidak banyak orang yang mau bekerja sama dengan orang yang misterius, betul kan?

Lima, senang bekerja sama dan membina hubungan baik. Kemampuan bekerja sama dalam tim adalah salah satu kunci keberhasilan utama. Kembali kita mengambil contoh Donald Trump. Dalam serial TV The Apprentice, Trump memiliki tim yang loyal dan menjadi perpanjangan tangan dirinya dalam menemukan para calon “orang kepercayaan” yang baru. Pada akhirnya, Trump akan memiliki sebuah tim yang sangat loyal dan bervisi sama dengan menciptakan jaringan kerja yang baik, sehingga jalan menuju sukses itu semakin terbuka lebar.

Enam, senang mempelajari hal-hal baru. Ciputra dan Aburizal Bakrie adalah seorang yang bisa dikatakan sebagai orang sukses dalam bidangnya yaitu commerce. Tapi saat mereka mendirikan universitas, apakah mereka beralih sebagai seorang pendidik? Atau mereka sendiri sebenarnya adalah profesor? Jelas tidak, mereka tetap seorang entrepreneur, namun dengan kegemarannya mencari hal-hal baru serta langsung menerapkannya, maka dunia bisnis semakin terbuka luas baginya. Dunia bisnis ibarat sebagai tempat bermain yang laus dan tidak terbatas. Jadi senang belajar dan mencari hal baru adalah sebuah sikap kesuksesan.

Tujuh, jarang mengeluh, profesionalisme adalah yang paling utama. Lance Armstrong pernah berkata, “There are two kinds of days: good days and great days.” Hanya ada dua macam hari: hari yang baik dan hari yang sangat baik. Adalah baik jika kita tidak pernah mengeluh, walaupun suatu hari mungkin kita akan jatuh dan gagal. Mengapa? Karena setiap kali gagal, itu adalah kesempatan bagi diri kita untuk belajar mengatasi kegagalan itu sendiri sehingga tidak terulang lagi di kemudian hari. Hari di mana kita gagal tetap sebagai a good day (hari yang baik).

Delapan, berani menanggung resiko. Jelas, tanpa ini tidak ada kesempatan sama sekali untuk menuju sukses. Sebenarnya setiap hari kita menanggung resiko, walaupun tidak disadari penuh. Resiko hanyalah akan berakibat dua macam: be a good or a great day. Jadi, jadi tidak perlu dikhawatirkan lagi bukan? Kegagalan pun hanyalah kesempatan belajar untuk tidak mengulangi hal yang sama di kemudian hari dan tentunya ambang kepada kesuksesan akan lebih dekat.

Sembilan, tidak menunjukkan kekhawatiran (berpikir positif setiap saat). Berpikir positif adalah environment atau default state di mana keseluruhan eksistensi kita berada. Jika kita gunakan pikiran negatif sebagai default state, maka semua perbuatan kita akan berdasarkan ini (kekhawatiran atau cemas). Dengan pikiran positif, maka perbuatan kita akan didasarkan oleh getaran positif, sehingga hal positif akan semakin besar kemungkinannya. Semakin positif kita menyikapi hambatan, semakin besar kesempatan kita menemukan penyelesaian atas hambatan tersebut.

Sepuluh, “comfortable in their own skin” Menutup-nutupi sesuatu maupun supaya tampak “lebih” dari lawan bicaranya. Pernah bertemu dengan orang sukses yang rendah diri alias tidak nyaman dengan diri mereka sendiri? Tidak ada tentunya. Kenyamanan menjadi diri sendiri tidak perlu ditutup-tutupi supaya lawan bicara tidak tersinggung karena setiap orang mempunyai tempat tersendiri di dunia yang tidak bisa digantikan oleh orang lain. Saya adalah saya, mereka adalah mereka. Dengan menjadi diri saya sendiri, saya tidak akan mengusik keberadaan mereka. Jika mereka merasa tidak nyaman, itu bukan karena kepribadian saya, namun karena mindset yang berbeda dan kekurangmampuan mereka dalam mencapai kenyamanan dengan diri sendiri. Sikap dasar orang sukses tersebut di atas barangkali dapat menjadi cerminan dan memuluskan langkah kita untuk mencapai kesuksesan yang kita impikan, tinggal kita yang memutuskan. Siap untuk sukses? Sampai bertemu lagi di puncak gunung kesuksesan!

Berpikir dan Berjiwa Besar

Percaya Anda dapat berhasil, maka Anda pun akan benar-benar berhasil, Keberhasilan seseorang ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang, Anda tidak dapat memindahkan gunung hanya dengan “mengangankannya”, perlu kepercayaan yang kuat. Cara terbaik untuk memperoleh keberhasilan adalah dengan percaya bahwa anda dapat berhasil, Kesangsian berjalan bersama-sama dengan kegagalan, Kesangsian adalah kekuatan negatif, Ketika pikiran tidak percaya atau ragu, pikiran tersebut menarik “dalih” untuk menyokong ketidakpercayaan itu.Keraguan, ketidakpercayaan, keinginan bawah sadar untuk gagal, perasaan tidak benar-benar ingin berhasil, bertanggung jawab atas sebagian besar kegagalan. Berpikir ragu maka Anda gagal. Berpikir menang maka Anda berhasil.
Kepercayaan diri berhubungan dengan rasa berharga dalam diri manusia. Setiap orang adalah produk dari pikirannya. Percayalah akan hal-hal yang besar.Luncurkan serangan sukses dengan kepercayaan jujur dan tulus bahwa anda dapat berhasil. Percayalah akan kebesaran dan tumbuhlah dalam kebesaran.Langkah pertama (dasar) menuju keberhasilan adalah percayalah kepada diri sendiri, percayalah bahwa Anda dapat berhasil.
Ada 3 pedoman untuk mendapatkan dan mengokohkan kekuatan kepercayaan:
1. Berpikir sukses, jangan berpikir gagal.
2. Ingatkan diri Anda secara teratur bahwa Anda lebih baik dari yang anda kira.Orang sukses hanyalah orang biasa yang telah mengembangkan kepercayaan kepada diri sendiri dan apa yang mereka kerjakan. Jangan pernah mengakui keraguan anda atau mengesankan kepada orang lain bahwa anda bukan orang kelas satu.
3. Percaya besar. Besar kecilnya keberhasilan anda ditentukan oleh besar kecilnya kepercayaan anda.
Semoga kesuksesan dan ridho Allah selalu menyertai anda...