Pengajian Ahad Pagi (Jihad Pagi) MTA hari ini Ahad, 19 April 2009 diisi oleh salah satu ketua MUI Pusat yang juga sebagai ketua Dewan Da’wah Pusat yang pada waktu yang lalu hadir pada peresmian gedung pengajian ahad pagi bersama presiden SBY, beliau adalah KH. AH.Cholil Ridwan, LC.Ulama asli dari jawa barat yang saat ini sangat menekuni sebagai Pimpinan Umum Pondok Pesantren Husnayain menyampaikan materinya tentang Politik Masjid Rasulullah SAW.
Beliau sampaikan bahwa kalau berbicara tentang Politik Masjid tentu tidak bisa lepas dengan Rukun Islam yang kedua yaitu Sholat, karena memang hubungannya sangat kuat antara sholat terutama sholat berjamaah dengan masjid. Beliau kutip salah satu hadits bahwa “Sholat itu tiang agama, siapa yang mendirikan sholat berarti dia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkan sholat berarti dia telah merobohkan agama.”Hal itu sama halnya bahwa sholat adalah tiang agama, maka untuk menegakkan banguan agama harus menegakkan sholat.
Beliau sampaikan bahwa kalau berbicara tentang Politik Masjid tentu tidak bisa lepas dengan Rukun Islam yang kedua yaitu Sholat, karena memang hubungannya sangat kuat antara sholat terutama sholat berjamaah dengan masjid. Beliau kutip salah satu hadits bahwa “Sholat itu tiang agama, siapa yang mendirikan sholat berarti dia telah mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkan sholat berarti dia telah merobohkan agama.”Hal itu sama halnya bahwa sholat adalah tiang agama, maka untuk menegakkan banguan agama harus menegakkan sholat.
Nah pertanyaannya kenapa saat ini banyak orang yang sudah sholat tetapi masih gemar melakukan maksiat, bahkan ada juga seorang pejabat yang namanya saja gelar nabi juga bisa masuk penjara. Apa masalahnya..? Insya Allah jawabannya karena sholatnya tidak ditegakkan. Hanya sekedar menjalankan sholat untuk menggugurkan kewajiban.Dan untuk sholat ini tidak hanya sekedar diajarkan bagaimana cara kita sholat, tetapi harus juga bisa membina dan mendidik melalui sholat, makanya Rasul mengatakan “sholatlah sebagaimana kamu melihat aku sholat”.
Secara keras beliau mengajak agar sholat itu dilakukan berjamaah dan dilaksanakan di masjid terutama bagi laki-laki, karena sebagaimana sabda Rasul bahwa, “Tidak ada sholat bagi (laki-laki) tetangga masjid kecuali di masjid”.Memang dalam fakta sejarah bahwa pada jaman Rasul tidak ada laki-laki yang sholatnya tidak di masjid, seakan-akan sholat dimasjid itu seperti wajib, karena itu seorang yang buta yaitu sahabat Abdullah bin Ummi Maktum minta ijin rasul untuk sholat di rumah tidak diperkenankan, tetapi harus tetap sholat di masjid.
Seperti pada hadits berikut, Dari Abu Hurairah, ia berkata : Seorang buta datang kepada Nabi SAW dan berkata, “Ya Rasulullah, sesungguhnya tidak ada seorang penuntun bagiku untuk menuntun ke masjid”. Lalu orang itu minta idzin kepada Rasulullah untuk shalat di rumah, maka Rasulullah mengidzinkannya. Kemudian ketika orang itu berjalan pulang, beliau memanggilnya kembali dan bertanya, “Apakah kamu mendengar suara adzan untuk shalat ?”. Orang itu menjawab, “Ya”. Lalu beliau bersabda, “Jika demikian kamu harus datang menyambut”. [HR. Muslim, juz 1, hal. 452]
Begitu pentingya Sholat berjamaah ini walupun dalam peperangan harus tetap dilakukan, bahkan walaupun tidak sedang musafir diperbolehkan dijamak antara maghrib dan isya agar jamaahnya tidak ditinggalkan. Masjid sebagai tempat sholat berjamaah bagi laki-laki banyak memiliki keutamaan yaitu sebagai bangunan yang dicintai oleh Allah yang apabila memasukinya disunnahkan untuk sholat 2 rakaat sebelum duduk, masjid merupakan tempat I’tikaf, bangunannya menghadap pada satu titik, tidak dimiliki secara pribadi tapi adalah rumah Allah dan adalah merupakan tempat yang sudah aktif ketika jam 04 pagi.
Masjid Nabi bukan hanya sekedar tempat sholat saja tapi merupakan pusat semua kegiatan dakwah rasul termasuk sebagai pusat pemerintahan, pusat komando jihad bahkan termasuk templat klinik darurat setelah perang.Anehnya sekarang ini banyak sekali Islamic center, padahal Konsep islamic center adala untuk negara-negara yang Islamnya minoritas, bukan seperti di Indonesia yang sudah banyak masjid dimana-mana, karena itu seharusnya pusat kegiatan Islam yang sebenarnya adalah di masjid sebagaimana pada awalnya (jaman Rasulullah).
Pada kesempatan yang terakhir yang merupakan bonus dari ceramahnya beliau menyampaikan agar kita semua hati-hati terhadap syiah yang pada akhir-akhir ini mulai muncul di permuakaan, apalagi pihak Iran lagi mengembangkan investasinya di Indonesia, jangan sampai Iran juga meng-ekspor syiah ke Indonesia, karena pada waktu syiah itu besar pasti akan merebut kekuasaan seperti di Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar